Tuesday 21 April 2015

Part I: Latar Belakang dan Perjuangan Emansipasi Wanita Indonesia


Saat ini sudah banyak tokoh-tokoh wanita di segala bidang yang meyumbangkan karya dan pemikirannya bagi bangsa dan Negara. Kebebasan wanita saat ini untuk memperoleh persamaan hak di bidang pendidika, mendapatkan pekerjaan dsb bisa tercapai melalui proses sejarah yang panjang Untuk mengetahui latar belakang perjuangan gerakan emansipasi wanita di Indonesia ikuti artikel dalam intip berikut ini.

Latar Belakang Gerakan Emansipasi di Indonesia

Pada pertengan abad 19, seiring dengan meluasnya perhubungan di Jawa berdampak pada berkembangnya sistem pendidikan, hal tersebut ditandai dengan munculnya sekolah-sekolah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja pegawai administrasi di pemerintahan, perkebunan dan lain-lain.

Sistem pengajarannyapun mengalami perubahan sejalan dengan sistem pemerintahan kolonial Belanda tidak hanya sekolah rendah saja, namun mulai berdiri sekolah menengah, sekolah tinggi dan sekolah keguruan. Anak-anak Indonesia mulai mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pendididikan, namun sayangnya kesempatan tersebut hanya untuk anak laki-laki saja.

Pendidikan yang diberikan untuk anak perempuan tidak lebih dari persiapan menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga seperti : belajar menjahit, belajar memasak dah pelajaran lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan rumah.

Adanya perbedaan hak tersebut menandakan bahwa hanya kaum laki-lakilah yang akan mendapatkan kedudukan sosial dan kehidupan yang lebih baik, sedangkan bagi kaum wanita malah sebaliknya, mereka tidak memiliki kesempatan untuk bisa membaca, menulis dan perubahan yang lebih baik.

Lalu apa arti emansipasi?

Emansipasi dapat diartikan sebagai persamaan hak wanita di dalam bidang kehidupan, seperti dalam hal pendidikan, pekerjaan dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian emansipasi waktu dimulainya gerakan adalah suatu keinginan untuk mendapatkan persamaan hak dan kebebasan di dalam lingkungan adat.

Hal tersebut tercantum dalam surat kabar Hindia Belanda, berikut kutipannya :

“Peradaban rohani perlu bagi gadis Indonesia, agar supaya kemudian kalau sudah menjadi ibu, ia menjadi pengasuh utama anak-anak dan mempunyai pengaruh penting bagi masyarakat kita di kemudian hari. Mengapa mereka dinomorduakan terhadap laki-laki?”

Nampaknya kaum priyayi saat itu memiliki keinginan untuk membuat suatu perubahan terhadap kehidupan, aturan dan paradigma yang mengekang kebebasan wanita. Kedudukan seorang wanita yang akan menjadi istri dan ibu yang mendidik anak-anaknya sudah sepantasnya mendapatkan hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan.

Berawal dari latar belakang tersebut muncullah awal gerakan emansipasi wanita yang dipelopori oleh Raden Ajeng (R.A) Kartini. Untuk lebih jelasnya ikuti artikel dalam intip selanjutnya.

No comments:

Post a Comment