Monday 27 April 2015

Part II : R.A Kartini Tokoh Emansipasi Wanita Indonesia

foto raden ajeng kartini
Raden Ajeng Kartini
Raden Ajeng (R.A) Kartini, adalah  pelopor gerakan emansipasi wanita Indonesia yang menyerukan bahwa wanita Indonesia perlu diberi pendidikan karena wanita memiliki tugas suci juga yang harus dibekali dengan ilmu dan pengetahuan.




R.A Kartini lahir di Jepara Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879, lahir dari keluarga golongan priyayi (bangsawan Jawa). Ibunya bernama M.A Ngasirah sedangkan Ayah Kartini  bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat menjabat sebagai Bupati Jepara, .

Kartini menikah dengan Bupati Rembang bernama K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat pada tanggal 12 November 1903. Saat itu Adipati Ario sudah memiliki tiga orang istri.

Kartini memiliki cita-cita mengumpulkan beasiswa, namun sayang cita-cita tersebut tidak tercapai karena Kartini keburu wafat saat beliau berumur 25 tahun, tepatnya pada tanggal 21 April 1904 di Rembang Jawa Tengah. Cita-cita Kartini kemudian diwujudkan oleh Dr Wahidin, seorang tokoh pelopor berdirinya organisasi modern di Indonesia.

Gerakan Kartini

Buku RA Kartini “Habislah Gelap Terbitlah Terang” yang ditulis diantara tahun 1899 -1904 merupakan kumpulan dari surat-surat yang pernah dikirim ke kawan-kawannya di Eropa yang berisikehidupan keluarga, adat istiadat, cita-cita terhadap bangsa, gambaran mengenai keterbelakangan wanita saat itu dan lain-lain.

Tokoh Emansipasi Indonesia R.A. Kartini
Raden Ajeng Kartini
Gerakan emansipasi yang dipelopori oleh kartini memiliki idealisme yang tinggi. Idealisme itu tumbuh karena pergaulan kartini dan pemahamannya mengenai kebudayaan barat . Kartini menolak konservatisme dan meminta agar rakyat Indonesia mendapatkan pendidikan, karena pendidikan merupakan masalah yang paling penting bagi kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu pendidikan tidak hanya ditujukan untuk kaum laki-laki saja.

Pendidikan bagi kaum wanitapun harus masuk ke dalam prioritas. Jadi, kunci kemajuan wanita Indonesia adalah kombinasi antara pendidikan Barat dan kebudayaan Timur. Pada tahun 1912 atas dorongan seorang tokoh politik etis bernama Van Deventer, didirikan sekolah Kartini di kota Semarang. Kemudian muncul sekolah-sekolah putri lainnya di beberapa daerah seperti di kota Malang, Jakarta, Bogor, Cirebon dan kota Madiun.

Pengaruh cita-cita R.A Kartini bagi masyarakat khususnya bagi wanita Indonesia tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Walaupun saat ini terdapat banyak kontroversi, baik yang pro dan kontra mengenainya, perjuangan R.A Kartini dalam memperjuangkan haknya berbuah hasil.

Beliau adalah putri pertama Indonesia yang mendapatkan ijasah guru, ia juga berjuang si tengah adat istiadat yang kolot dan meningkatkan derajat dirinya, derajat wanita pada umumnya. Dimana selain mendapatkan pendidikan untuk mengasah pengetahuan, wanita juga perlu memiliki sopan santun dan kesusilaan.

Untuk mengenang dan menghargai perjuangannya, pada tahun 1964 Presiden pertama Indonesia, Soekarno mengeluarkan keputusan Presiden yang menetapkan tanggal lahir Kartini, tanggal 21 April ditetapkan sebagai hari besar yang kita kenal sebagai Hari Kartini.



No comments:

Post a Comment