Monday 25 April 2022

Bincang MIMDAN (6) Budaya dan Kritik Sosial Lewat Komedi Bersama Abdur Arsyad

Poster Acara Bincang MIMDAN #6

Mungkin bangsa ini untuk tetap sehat jiwa tinggal tertawa. Ada banyak amarah, ketakutan, saling mencurigai dan kebingungan mengisi hati kita. Komedi bisa menjadi saluran bagi kebuntuan dan menjaga kewarasan. 

Agar jiwa kita sehat cara yang paling mudah adalah tinggal tertawa. Ada banyak amarah, ketakutan, saling mencurigai dan kebingungan mengisi hati kita. Komedi bisa menjadi saluran bagi kebuntuan dan menjaga kewarasan. 

Tidak jarang seringkali komedi bisa membuat tertawa kecut bagi yang tersentil, atau bahkan bisa jadi mengundang kemarahan. Dari sekian banyak pertanyaan mengenai komedi, salah satu yang menarik untuk dibahas adalah apakah komedi efektif dalam menyampaikan kritik sosial? 

Pandi lewat program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara kali ini di acara Bincang MIMDAN #6  mengangkat tema “Budaya dan Kritik Sosial Lewat Komedi”. Tepatnya pada Kamis, 21 April 2022 pada pukul 20.00 WIB, melalui akun @merajut_indonesia mengadakan siaran langsung (IG live) dengan narasumber seorang komika dan actor, Abdur Arsyad dan dipandu oleh Evi Sri Rezeki.

Tema tersebut sengaja diangkat oleh MIMDAN karena budaya dan kritik sosial lewat komedi sebagai usaha untuk mengembangkan media edukasi tentang budaya, agar budaya di Indonesia dapat bergaung baik di tingkat local, nasional dan global. Begitupun kritik sosial sebagai upaya penyaluran gagasan demi perubahan kebudayaan yang lebih baik. 

Komedi tidak hanya memiliki unsur menghibur saja, dimana didalamnya banyak terdapat adegan-adegan atau kalimat lucu. Namun lebih dari itu, sesuatu bisa jadi lucu karena di dalamnya banyak terobosan. Ada pesan moral dan kritik social yang mewakili hasrat penonton yang tidak bisa dinyatakan, diekspresikan.

Jika kita telaah lebih jauh komedi banyak mengandung hasrat pemberontakan dan pertentangan. Komedi juga sangat efektif menjadi media menyampaikan opini, menjadi penyambung rasa dan lidah masyarakat. 

Saat IG Live Bincang MIMDAN #6, Narasumber Abdur Arsyad dipandu oleh Evi Sri Rezeki

Abdur Arsyad, Komika kelahiran tahun 1988 asal Larantuka Flores Timur mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia saat ia mengikuti Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV.  Di kompetisi stand up komedi tersebut Abdur berhasil lolos sebagai juara, tepatnya pada tahun 2014 (season ke-4).  Selain sebagai pelawak solo, Abdur Arsyad juga membintangi beberapa film dan seri web.

Ciri khas Abdur saat membawakan stand up komedi adalah kental dengan tema kritik sosial, keresahan dan kegelisahannya terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat. Ia dikenal lucu sejak sekolah sampai kuliah. Sering kali menjadi bahan tertawaan, bahkan saat sedang serius sekalipun banyak orang yang berpikir ia bercanda. 

Awal mula mengenal komedi sebagai sebuah ilmu yang dipelajari ketika ada stand up komedi di Indonesia. Bagaimana stand up komedi harus dipikirkan secara serius, bahkan materinya harus ditulis. 

Para komika harus memiliki keterampilan dan materi yang matang. Memahami penonton dan dituntut dapat merangsang tawa penonton dengan kalimat-kalimat yang mengejutkan. Materi yang kuat adalah yang mengandung 3 hal, yang Pertama adalah: Pengetahuan. Jadi komika harus tahu materi yang akan dibahas.

Yang Kedua: Kepedulian. Tidak cukup hanya tahu, tapi juga harus peduli.  Dan yang Ketiga adalah Persona. Jadi selain pengetahuan dan kepedulian, materinya juga harus cocok dengan persona yang membawakannya.Berbekal hal ini Abdul memberi tips carilah materi yang dekat dengan diri sendiri dan yang dipahami. 

Mengenai bagaimana caranya orang tertarik membuat konten komedi yang berisi budaya dan kritik sosial, Abdul berpendapat “kita tidak bisa memaksakan orang untuk seperti itu. Ibaratnya seorang penyanyi tidak bisa dipaksakan untuk menjadi misalnya: iwan fals atau efek rumah kaca. Lebih bagus komedi banyak macamnya, banyak warnanya” 

Berbicara seni, khususnya stand up comedy kuncinya adalah perbanyak referensi yaitu dengan membaca. Apalagi mengenai kritik social karena kritik social berhubungan dengan masyarakat. Contohnya: ketika akan membahas tentang salah satu tokoh atau sebuah peristiwa, maka harus mencari referensi tentang tokoh atau peristiwa tersebut. Ini dapat memperkaya materi yang nantinya akan dibawakan.

Menurut Abdur, komedi secara tidak langsung bisa merubah pola pikir seseorang. Dua hal yang sudah pernah ia alami pada waktu di belakang panggung yaitu: ada orang yang datang lalu memeluk dan menyampaikan terima kasih karena sudah mewakili apa yang dia rasakan dan dipikirkan. Ada juga yang datang dan protes. 

Setiap kali menulis materi kritik sosial berbalut komedi, Abdur berusaha berlandaskan perasaan sayang. “Kritik sosial dengan cubitan dan perasaan gemas itu karena rasa sayang, sayang dengan masyarakat dan negara ini”, tutur Abdur Arsyad menutup bincang Mimdan.


No comments:

Post a Comment