Sunday 19 June 2022

Tokoh Semar, Gareng, Petruk dan Bagong Dalam Cerita Wayang Kulit Bahasa Jawa

 

Tokoh Wayang Punakawan

Cerita wayang kulit bahasa jawa sebagian ada yang berbeda dengan wayang dari jawa barat.  Kata wayang memiliki beberapa pengertian yaitu bisa merujuk pada boneka yang dimainkan dalam pertunjukan atau pada cerita yang dimainkan yang mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian.

Wayang jawa atau lebih dikenal dengan sebutan wayang kulit sebagian ceritanya diambil dari kisah Ramayana dan Mahabrata dalam versi bahasa jawa dan adaptasi sesuai dengan keadaan dan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Dalam cerita wayang Jawa lakon-lakonnya mengambil cerita dan asal usul orang jawa yang berasal dari riwayat nenek moyang.

Ada beberapa cerita wayang Jawa yang tidak terdapat dalam kisah asli Mahabrata adalah munculnya tokoh Punakawan. Punakawan berasal dari kata “Pana” yang artinya “paham” atau “kawan”. 

Punakawan adalah tokoh yang mengabdi dan menebar humor, dalam pertunjukan munculnya tokoh Punakawan akan ditunggu-tunggu karena lebih banyak lelucon dan sindiran, kritik sosial yang akrab dengan masyarakat.

Tokoh Semar

Semar atau sering disebut Kyai Lurah Semar Badranaya merupakan salah satu tokoh Punakawan yang paling utama di pewayangan. Umur semar sangat panjang, karena ia merupakan Dewa yang bernama Batara Ismaya. 

Semar merupakan penasehat atau abdi para kesatria. Setiap bagian tubuh Semar memiliki arti seperti: wajahnya terlihat tua namun rambutnya memiliki kuncung seperti anak-anak yang melambangkan tua dan muda. 

Matanya sembab seperti sedang bersedih namun mulutnya selalu tersenyum, melambangkan kesedihan dan kebahagiaan. Perutnya buncit karena dia memakan gunung Mahasamun untuk mendapatkan takhta raja, tetapi gunung itu tidak bisa dimuntahkannya lagi. 

Gareng 

Gareng adalah anak tertua Semar. Gareng yang memiliki nama asli Nala Gareng merupakan tokoh Punakawan yang berkaki pincang, yang menggambarkan sifat yang hati-hati dalam bertindak. Selain kakinya yang pincang, Gareng memiliki cacat fisik lainnya yaitu tangan yang patah yang menggambarkan sifat yang tidak suka mengambil yang bukan haknya.  Ada juga yang berpendapat bahwa tumit kakinya terkena penyakit bubul. Dulunya Gareng berwujud kesatria yang tampan dan gagah perkasa yang bernama Bambang Sukodadi, ia memiliki kesaktian namun sayang sifatnya sombong ia akan mengajak bertanding siapapun ksatria yang ditemuinya

Petruk

Sama halnya dengan Gareng, sebelumnya Petruk berwujud ksatria yang gagah dan perkasa. Ia memiliki nama asli Babang Panyulikan  Petruk suka membuat lelucon dan bersenda gurau juga berkelahi. 

Pertemuan Gareng dan Petruk berawal dari setelah beratapa Bambang  Sukodadi (Gareng) bertemu dengan ksatria lain yang bernama Bambang Panyulikan (Petruk).Karena adanya kesalahpahaman diantara keduanya maka terjadilah pertempuran yang hebat. 

Mereka sama-sama memiliki kekuatan yang seimbang sampai wajah keduanya rusak. Kemudian datanglah Semar yang kemudian melerai dan memberikan nasehat. Keduanya kagum dan meminta untuk dijadikan abdi dan minta diakui sebagai anak. 

Bagong

Bagong adalah tokoh Punakawan. Merupakan anak bungsu Semar yang memiliki ciri-ciri fisik tubuhnya bulat, matanya lebar dengan bibir yang tebal. Gaya bicaranya terkesan semaunya. Dikisahkan bagong merupakan bayangan Semar. 

Suatu hari ayahnya Semar yang bernama Sang Hyang Tunggal bertanya siapa teman terdekat manusia, lalu semar menjawab “bayangan” kemudian dari bayangan semar muncullah Bagong. 

Demikian cerita wayang kulit bahasa Jawa mengenai tokoh Punakawan (Semar, Gareng, Petruk dan Bagong), masih banyak cerita tokoh-tokoh lainnya yang menarik untuk di bahas seperti: Limbuk, Cangik, Togok dan Bilung. 


No comments:

Post a Comment