Wednesday 21 December 2022

Kenali Resiko Bayi Aborsi Atau Menggugurkan Kandungan Bagi Kesehatan Wanita

 

Bahaya Melakukan Bayi Aborsi (Jon Tyson -Unsplash)

Secara medis bayi aborsi adalah suatu tindakan menghilangkan janin beserta prasentanya dari dalam rahim.  Apapun alasannya,  apapun jalurnya (medis ataupun di bawah tangan) bisa beresiko mengalami resiko bagi kesehatan wanita.

Di masyarakat, kata aborsi dikonotasikan sebagai sesuatu yang negatif. Hal ini beralasan, karena banyak pelaku bayi aborsi yang masih remaja atau belum menikah. Karena situasi tersebut banyak terjadi kasus aborsi akibat tidak menginginkan bayinya lahir.

Aborsi merupakan tindakan yang dilarang, baik oleh agama maupun pemerintah. Bahkan hal ini sudah tercantum dalam pasal 346 KUHP yang menerangkan apabila seorang wanita yang sengaja menggugurkan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu akan terkena ancaman penjara, maksimal empat tahun lamanya.

Ancaman pidana penjara tidak hanya berlaku untuk wanita yang melakukannya dan orag yang menyuruhnya saja, namun berlaku juga bagi seseorang yang membuka praktek tanpa izin resmi. 

Jenis-Jenis Aborsi

Secara umum, Aborsi dibagi menjadi dua jenis yaitu aborsi provokatus kriminalis dan aborsi provokatus medisinalis.

  • Aborsi Provokatus Kriminalis adalah tindakan aborsi yang dilakukan karena sengaja, bukan karena alasan kesehatan. Biasanya aborsi jenis ini dilakukan karena terpaksa seperti: hamil diluar nikah dan biasanya dilakukan di tempat-tempat tidak resmi.
  •  Aborsi Provokatus Medisinalis adalah tindakan aborsi yang dilakukan dengan sengaja karena ada alasan medis. Misalnya: ibu mengalami keguguran, ibu menderita sakit jantung atau penyakit akut lainnya atau kondisi janin yang tidak sehat. Ada beberapa kondisi kesehatan ibu yang disarankan untuk tidak hamil, jika hamil biasanya dokter akan menyarankan mengambil cara aborsi. Jika tidak bisa membahayakan nyawa ibu.

Bahaya Aborsi Bagi Kesehatan Wanita

Menggugurkan kandungan saat janin masih dalam keadaan sehat beresiko untuk ibu yang melakukannya. Aborsi yang dilakukan saat kondisi kehamilan cenderung terjadi masalah seperti: pendarahan hebat, bayi premature atau janin tidak bisa tumbuh semestinya karena terkena virus. Lebih jelasnya simak poin poin resiko kesehatan jika melakukan aborsi

1. Infeksi Pada Rahim

Aborsi yang tidak steril bisa menyebabkan infeksi atau pembengkakan rahim. Rahim bisa mengalami peradangan yang hebat kemudian disusul pendarahan. Jika tidak segera diobati bisa menyebabkan kerusakan rahim dan mengalami masalah pada kehamilan berikutnya.

Gejala atau tanda-tanda infeksi akibat bayi aborsi mirip seperti gejala penyakit standar, seperti: sakit kepala, pusing, nyeri otot, demam tinggi, cairan vagina berbau tidak normall atau sensasi tidak enak badan

2. Menyebabkan Mandul

Aborsi akan menyebabkan luka dan pendarahan pada indung telur sehingga berpotensi penumpukan darah yang kemudian menjadi daging akibat penyumbatan. Saluran indung telur yang tersumbat mengakibatkan sulitnya pembuahan pada kehamilan selanjutnya. Artinya kemandulan tidak bisa dicegah.

3. Infeksi Rongga Panggul

Infeksi akibat aborsi terjadi karena pemaksaan janin dikeluarkan. Infeksi dapat menyebar ke jaringan lainnya di sekitar rahim sehingga mengakibatkan terbentuknya jaringan parut dan pelengketan fibrosa di dalam organ perut. Masalah tersebut menyebabkan rasa perih dan nyeri dalam waktu yang panjang.

4. Kanker Leher Rahim

Aborsi yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli bisa menyebabkan rusaknya serviks yang akhirnya memicu sel kanker pada leher rahim.

Sebenarnya masih banyak bahaya akibat bayi aborsi lainnya, seperti: terkena kanker indung telur, kangker hati, kelainan plasenta, cacat pada kehamilan bayi berikutnya, sering keguguran, radang dan infeksi pada rahim, kerusakan leher rahim dan bisa menyebabkan kematian mendadak.

Demikian ulasan mengenai bahaya bayi aborsi bagi kesehatan wanita. Dengan mengetahui dan memahami resikonya bisa menjadi bahan pertimbangan secara matang sebelum melakukan tindakan menggugurkan kandungan.


No comments:

Post a Comment